Kali ini aku pengen share cerita pendek pertamaku yang dibukukan. Waktu itu kalau nggak salah inget aku nggak sengaja nemu info lomba ini di Facebook. Dan Alhamdulillah, cerita dongen pertamaku lolos seleksi untuk dibukukan bersama karya dari para penulis lainnya.
Berikut covernya :
Si
Ulat Mencari Mama
Ada
sekelompok ulat-ulat kecil sedang bermain di sebuah tanah perkebunan yang cukup
luas. Saat itu, datanglah seekor induk lalat besar terbang bersama anak-anaknya
tepat diatas mereka. Melihat anak-anak lalat bersama dengan mamanya, ulat-ulat
kecil itu teringat dengan mama mereka.
”Di
mana ya, mama kita?” ulat-ulat kecil itu pun saling bertanya, tapi tak ada satupun
yang mampu menjawabnya. Mereka pun memanggil-manggil mama lalat yang terbang
diatas mereka.
”Mama
lalat, mama lalat, mama kami di mana ya? Tolong beritahu, bagaimana bentuk mama
kami?” tanya para ulat-ulat kecil itu kepada mama lalat.
”Mama
kalian memiliki sepasang sayap berwarna-warni yang sangat indah. Pergilah
kalian mencarinya!” kata mama lalat.
“Terima
kasih, mama lalat” jawab para ulat kecil dengan gembira, dan mereka pun mulai
mencari.
Pada
saat itu, setelah mama lalat dan anak-anak lalat pergi dan menjauh, lewatlah seekor capung
terbang sendirian diatas mereka. Para ulat-ulat kecil itu melihat sepasang
sayap capung yang sangat indah dan mengira bahwa itulah mama mereka.
”Mama,
mama…!!!” Teriak ulat-ulat kecil pada capung tersebut.
“Saya
bukan mama kalian, saya adalah mama dari capung-capung kecil. Mama kalian tidak
memiliki ekor yang panjang seperti saya.” kata si capung yang baru saja hinggap
disebuah ranting kecil.
“Terima
kasih, mama capung.” kata para ulat kecil itu, lalu kembali merayap mencari
sang mama.
Setelah
beberapa lama merayap mencari sang mama, tiba-tiba muncul seekor induk nyamuk
besar hinggap di depan mereka. Para ulat-ulat kecil itupun mengira bahwa nyamuk
itu adalah mama mereka.
“Mama..!
mama..!” Panggil ulat pada induk nyamuk
tersebut.
“Saya
bukan mama kalian, saya adalah mama dari nyamuk-nyamuk kecil. Mama kalian juga
tidak menghisap darah seperti saya, Mama kalian suka hinggap ditangkai-tangkai
bunga dan menghisap sarinya.” jelas induk nyamuk dengan suara lembut.
Ulat-ulat
kecil pun merayap lagi sampai naik ke sebuah tangkai bunga besar. Disana mereka
bertemu dengan seekor induk kupu-kupu yang sedang menghisap sari bunga. Karena
takut salah lagi, Mereka lalu mendekati kupu-kupu itu dan bertanya.
”Apakah
anda melihat mama kami? Mama kami memiliki sepasang sayap berwarna-warni yang
indah, ekornya pendek, dan suka menghisap sari bunga.” kata para ulat-ulat
kecil dengan polos.
Mendengar
pertanyaan itu, kupu-kupu itu pun tertawa terbahak-bahak, dan membuat para ulat
kecil kebingungan. “Kenapa anda tertawa?”
”Anak-anak,
saya adalah mama kalian.” kata kupu-kupu tersebut. Para ulat pun merasa heran
dan bertanya lagi.
”Tapi,
mengapa bentuk kami tidak sama seperti mama?” Sambil tersenyum induk kupu-kupu
itu pun mulai menjelaskan.
”Kalian
masih kecil. Beberapa hari lagi kalian akan menjadi berubah wujud menjadi
kepompong atau pupa, dan menggantung ditangkai-tangkai bunga atau
ranting-ranting pohon. Setelah beberapa hari menjadi kepompong, kalian akan keluar
dari kepompong tersebut, dan akan mempunyai sayap yang indah, serta bisa
terbang tinggi mencari makan sendiri seperti mama.” jelas induk kupu-kupu.
Mendengar
penjelasan tersebut, para ulat-ulat
kecil itupun bersorak gembira ”Horee … kita sudah menemukan mama kita!!”
0 comments:
Post a Comment