Event tentang moment atau kenangan bersama seseorang yang bagiku untuk dilupakan. Nama disamarkan. xD
Kenangan Indah bersama Sahabat Kecilku
Aku punya
cerita nih! Tentang seorang anak laki-laki yang dulu pernah menjadi sahabatku
sewaktu kami masih usia Taman Kanak-kanak (TK). Dia merupakan salah satu
sahabat yang dulu selalu memberikan warna
keceriaan dalam hidupku. Sebut saja namanya Doni. Usianya masih sebaya
denganku. Dan walaupun sebenarnya saat itu dia tinggal dan bersekolah di daerah
lain, tapi berhubung karena kedua Orangtuanya tinggal di Makassar, maka
disetiap liburan sekolah dia pasti akan kembali ke Makassar untuk menghabiskan
waktu liburannya. Disaat liburan itulah, aku mempunyai cukup banyak waktu bebas
untuk bermain dengannya.
Aku jadi
teringat, pada saat aku dan Doni bermain rumah-rumahan disebuah mesin fotocopy
yang sedang dalam keadaan rusak dan kosong (tanpa mesin). Walaupun harus rela berpanas-panasan,
tapi kami senang karena tak ada seorangpun yang melarang kami untuk bermain di
dalam mesin fotocopy itu. Hahaha, aku jadi suka cengengesan sendiri kalau ingat
jaman-jaman itu.
Kenangan
lainnya yang masih teringat adalah, disaat aku dan Doni tengah menikmati udara
sore hari yang sejuk, sambil duduk disebuah tembok pembatas balkon dengan
genteng atap lantai 2. Jadi, pada saat itu kami duduk di balkon lantai 3 rumah
Doni. Disaat kami sedang bosan bermain, kami cukup sering duduk ditembok
pembatas yang tidak terlalu tinggi itu. Aku dan Doni bisa lebih leluasa melihat
pemandangan indah dari atas sana. Walaupun sebenarnya, jalanan di depan rumah
pun tidak bisa terlihat karena terhalang genteng atap lantai 2 itu.
Aku masih
ingat jelas pada saat itu. karena kebetulan ada mainanku yang jatuh diatas
genteng atap lantai 2. Kami pun sempat kebingungan bagaimana cara mengambil
mainan yang jatuh tepat disamping tembok pembatas balkon luar. Tiba-tiba,
dengan sigap namun hati-hati Doni pun segera turun dan memijak genteng dengan
perlahan (agar tidak jebol), dan mengambil mainanku tersebut. Aku sempat
melarangnya turun, namun dia tidak mau mendengarku. Yah, terpaksa deh, aku
hanya bisa bilang “Hati-hati, Don. Nanti jatuh!”. Yang dijawabnya hanya dengan
anjukan jempol.
Setelah
mengambil mainan, ternyata Doni masih penasaran dengan pemandangan jalanan di depan
rumah kami dari atas rumahnya itu. Selama kami sering duduk di balkon itu, kami
memang tidak pernah melihat keadaan jalanan dari atas. Ia pun mencoba untuk
memijakkan kakinya dengan perlahan, mendaki beberapa bagian genteng yang kuat
itu, dan mengintip ke bawah. Untung saja saat itu tidak ada yang melihatnya
turun ke genteng lantai 2. Kalau saja ada, bisa habis dia dimarahin Bapaknya!
Hahaha … Tak lama setelah itu, aku pun memerintah Doni untuk segera kembali
naik ke balkon rumahnya.
Ada juga
waktu kami main boneka-bonekaan. Tapi kali ini berbeda. Bonekanya bukan boneka
biasanya yang terbuat dari bahan empuk seperti bantal dan berbulu halus. Justru
itu yang membuatnya unik, sekaligus aneh! Yap, karena boneka yang kita mainkan
saat itu adalah boneka yang terbuat dari kain sarung.
Boneka yang
bagiku unik tersebut berasal dari sebuah kain sarung, dan dibentuk menyerupai
boneka. Mempunyai dua tangan dan dua kaki, serta kepala. Kami menyebutnya
“boneka adek-adek” Hahayy, lucunyaa… Kami juga sempat memakaikan boneka sarung
itu dengan pakaian Doni waktu masih bayi. Kami menggendong, dan menimangnya
seperti bayi kecil yang minta cucu. “Oee.. Oee.. Ooee…”
Hahaha … aku
jadi cekikikan sendiri setiap mengingat kenangan
itu. Doni memang sahabat pertamaku yang selalu dekat denganku saat itu. Apalagi
mengingat rumah kami yang berdekatan. Jadi nggak susah jika ingin bermain. Aku,
ataupun dia tinggal berjalan beberapa langkah keluar rumah, panggil nama,
ketemuan deh!
Jadi
begitulah ceritaku tentang persahabatan kecilku dengan Doni beberapa tahun yang
lalu. Kini, aku dan Doni sudah 18 tahun, dan tak pernah bertemu lagi sejak
Papaku meninggal, dan aku bersama Mama pindah ke rumah Nenek, dan tinggal
disana hingga saat ini.
Tak pernah
terlintas dipikiran kami. Ternyata, kebahagiaan
yang hampir setiap saat kami rasakan saat itu tak berlangsung lama. Kalau
dihitung-hitung, sudah lebih dari 10 tahun aku tidak berjumpa dengannya. Kalau
dibilang kangen sih, emang kangen. Terkadang juga aku merasa sedih. Tapi, apa dia juga masih ingat
sama aku? Toh, waktu aku pergi, aku juga nggak sempat bilang apa-apa sama dia.
Mungkin saja dia sudah melupakanku, tapi aku nggak akan pernah lupa sama dia,
yang sejak saat itu sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Bersamanya,
sahabat beserta kenangan yang special
di masa kecilku yang indah.
(Doni : nama
samaran)
***
BIODATA NARASI
Namaku Winda Aulia Saad. Biasa
disapa Lia. Lahir di kota Dili, Timor Timur, 19 Februari 1995. Mulai menggemari
dunia menulis sejak tahun 2009. HP : 081355868446.
Alamat : Jln. Batua Raya lr. Mandengen III no 5. Senang bermain musik melodis dan Rubik’s Cube.
Facebook : Aulia Indah Ompe’na Saad.
***
0 comments:
Post a Comment