Sunday, March 19, 2017

Kenangan Indah bersama Sahabat Kecilku. (Moment Indahnya Kebersamaan, 2013)

Event tentang moment atau kenangan bersama seseorang yang bagiku untuk dilupakan. Nama disamarkan. xD





Kenangan Indah bersama Sahabat Kecilku

Aku punya cerita nih! Tentang seorang anak laki-laki yang dulu pernah menjadi sahabatku sewaktu kami masih usia Taman Kanak-kanak (TK). Dia merupakan salah satu sahabat yang dulu selalu memberikan warna keceriaan dalam hidupku. Sebut saja namanya Doni. Usianya masih sebaya denganku. Dan walaupun sebenarnya saat itu dia tinggal dan bersekolah di daerah lain, tapi berhubung karena kedua Orangtuanya tinggal di Makassar, maka disetiap liburan sekolah dia pasti akan kembali ke Makassar untuk menghabiskan waktu liburannya. Disaat liburan itulah, aku mempunyai cukup banyak waktu bebas untuk bermain dengannya.
Aku jadi teringat, pada saat aku dan Doni bermain rumah-rumahan disebuah mesin fotocopy yang sedang dalam keadaan rusak dan kosong (tanpa mesin). Walaupun harus rela berpanas-panasan, tapi kami senang karena tak ada seorangpun yang melarang kami untuk bermain di dalam mesin fotocopy itu. Hahaha, aku jadi suka cengengesan sendiri kalau ingat jaman-jaman itu.
Kenangan lainnya yang masih teringat adalah, disaat aku dan Doni tengah menikmati udara sore hari yang sejuk, sambil duduk disebuah tembok pembatas balkon dengan genteng atap lantai 2. Jadi, pada saat itu kami duduk di balkon lantai 3 rumah Doni. Disaat kami sedang bosan bermain, kami cukup sering duduk ditembok pembatas yang tidak terlalu tinggi itu. Aku dan Doni bisa lebih leluasa melihat pemandangan indah dari atas sana. Walaupun sebenarnya, jalanan di depan rumah pun tidak bisa terlihat karena terhalang genteng atap lantai 2 itu.
Aku masih ingat jelas pada saat itu. karena kebetulan ada mainanku yang jatuh diatas genteng atap lantai 2. Kami pun sempat kebingungan bagaimana cara mengambil mainan yang jatuh tepat disamping tembok pembatas balkon luar. Tiba-tiba, dengan sigap namun hati-hati Doni pun segera turun dan memijak genteng dengan perlahan (agar tidak jebol), dan mengambil mainanku tersebut. Aku sempat melarangnya turun, namun dia tidak mau mendengarku. Yah, terpaksa deh, aku hanya bisa bilang “Hati-hati, Don. Nanti jatuh!”. Yang dijawabnya hanya dengan anjukan jempol.
Setelah mengambil mainan, ternyata Doni masih penasaran dengan pemandangan jalanan di depan rumah kami dari atas rumahnya itu. Selama kami sering duduk di balkon itu, kami memang tidak pernah melihat keadaan jalanan dari atas. Ia pun mencoba untuk memijakkan kakinya dengan perlahan, mendaki beberapa bagian genteng yang kuat itu, dan mengintip ke bawah. Untung saja saat itu tidak ada yang melihatnya turun ke genteng lantai 2. Kalau saja ada, bisa habis dia dimarahin Bapaknya! Hahaha … Tak lama setelah itu, aku pun memerintah Doni untuk segera kembali naik ke balkon rumahnya.
Ada juga waktu kami main boneka-bonekaan. Tapi kali ini berbeda. Bonekanya bukan boneka biasanya yang terbuat dari bahan empuk seperti bantal dan berbulu halus. Justru itu yang membuatnya unik, sekaligus aneh! Yap, karena boneka yang kita mainkan saat itu adalah boneka yang terbuat dari kain sarung.
Boneka yang bagiku unik tersebut berasal dari sebuah kain sarung, dan dibentuk menyerupai boneka. Mempunyai dua tangan dan dua kaki, serta kepala. Kami menyebutnya “boneka adek-adek” Hahayy, lucunyaa… Kami juga sempat memakaikan boneka sarung itu dengan pakaian Doni waktu masih bayi. Kami menggendong, dan menimangnya seperti bayi kecil yang minta cucu. “Oee.. Oee.. Ooee…”
Hahaha … aku jadi cekikikan sendiri setiap mengingat kenangan itu. Doni memang sahabat pertamaku yang selalu dekat denganku saat itu. Apalagi mengingat rumah kami yang berdekatan. Jadi nggak susah jika ingin bermain. Aku, ataupun dia tinggal berjalan beberapa langkah keluar rumah, panggil nama, ketemuan deh!
Jadi begitulah ceritaku tentang persahabatan kecilku dengan Doni beberapa tahun yang lalu. Kini, aku dan Doni sudah 18 tahun, dan tak pernah bertemu lagi sejak Papaku meninggal, dan aku bersama Mama pindah ke rumah Nenek, dan tinggal disana hingga saat ini.
Tak pernah terlintas dipikiran kami. Ternyata, kebahagiaan yang hampir setiap saat kami rasakan saat itu tak berlangsung lama. Kalau dihitung-hitung, sudah lebih dari 10 tahun aku tidak berjumpa dengannya. Kalau dibilang kangen sih, emang kangen. Terkadang juga aku merasa sedih. Tapi, apa dia juga masih ingat sama aku? Toh, waktu aku pergi, aku juga nggak sempat bilang apa-apa sama dia. Mungkin saja dia sudah melupakanku, tapi aku nggak akan pernah lupa sama dia, yang sejak saat itu sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Bersamanya, sahabat beserta kenangan yang special di masa kecilku yang indah.
(Doni : nama samaran)
***
BIODATA NARASI
Namaku Winda Aulia Saad. Biasa disapa Lia. Lahir di kota Dili, Timor Timur, 19 Februari 1995. Mulai menggemari dunia menulis sejak tahun 2009. HP : 081355868446. Alamat : Jln. Batua Raya lr. Mandengen III no 5. Senang bermain musik melodis dan Rubik’s Cube. Facebook : Aulia Indah Ompe’na Saad.
***

0 comments:

Post a Comment

 

Suara Hatiku Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates