Sunday, December 29, 2013

Novel Keduaku : Fantasteen - Pangeran Mimpi Zera

Hai lagi Sobat! Apa kabar? Smoga selalu dalam keadaan baik dan sehat ya! Amiinn…
Oiya, aku pngen cerita lagi nih, tentang novelku yang kedua, yang masuk dalam seri Fantasteen. Judulnya “Pangeran Mimpi Zera”. Berikut covernya :

Judul : Pangeran Mimpi Zera
Penulis : Aulia Saad
ISBN : 978-602-242-209-9
Halaman : 216
Novel seri : Fantasteen
Penerbit : DAR! Mizan – PT. Mizan Pustaka

Berikut Sinopsisnya :
Zera duduk di kursi dan mulai membuka lembar demi lembar buku tersebut. Tak sadar, dia meneteskan air mata.
“Apa arti dari mimpi-mimpiku ini, ya?” Zera kembali membuka lembaran diary-nya. Dia mencoba menghubungkan beberapa kejadian di mimpinya dengan dunia nyata. Pada lembaran terakhir, dia mengambil pensil dan sebuah penggaris, lalu mulai menggoreskannya dalam buku itu.
Selesai menggambar sketsa wajah seseorang, Zera menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
“Loh? Bukannya ini …,” Zera tersentak kaget, sampai-sampai pensil dan penggaris yang dipegangnya jatuh ke lantai.
Zera tidak menyangka, ternyata mimpi-mimpinya tentang Pangeran itu, semuanya berhubungan dengan seseorang yang spesial. Siapakah Pangeran misterius itu sebenarnya? Kenapa Zera sering memimpikannya?
***

Buku ini mengisahkan tentang seorang remaja perempuan bernama Zera, yang sering bermimpi bertemu dengan seorang lelaki remaja seusia kakaknya. Entah mengapa, sosok yang sangat ramah itu selalu muncul menjadi pahlawan untuk Zera. Dengan nama depan “Pa”, maka Zera pun menjulukinya dengan sebutan “Pangeran”. Siapa sebenarnya pemilik nama depan “Pa” itu? Akankah Zera menemukannya? Semuanya terungkap dibuku ini! :)

Sedikit info nih! Seperti yang di Novel Pertamaku, aku share ttg tokoh2 utamanya aja ya! :)
Zera : Tokoh utama dalam kisah ini. 13 tahun. Periang. Hobi membaca buku, bermain Sudoku & Chekers. Senang berkhayal.
Raihan : Kakak sulung Zera. 14 tahun. Penyayang. Jago musik. Gitaris band di sekolahnya.
Raka : Adik bungsu Zera. 9 tahun. Cerdas. Jago bahasa Inggris. Pandai menyimpan rahasia.
Jihan : Sahabat Zera. 13 tahun. Agak tomboy. Jago Matematika.
Vino : Sahabat Zera. 13 tahun. Chubby. Humoris. Pandai bergaul. Blasteran Inggris.

Oh ya, selain mereka ada juga Aji dan Regina. Mau tahu siapa sebenarnya kedua tokoh ini? Baca saja bukunya ya! Segera dapatkan di tobuk2 terdekat, atau pesan langsung melalui websitenya di www.mizanstore.com ^_^

Salam #FantasteenLovers ;)

Tuesday, December 17, 2013

Bahagia Itu Sederhana ...

Bahagia itu sederhana....
Saat aku mampu melepas setiap hal yang membuatku merasa sakit dan menderita....
Saat aku mampu menerbangkan segala kesedihan dan mengubahnya menjadi senyum dan tawa.....
Saat aku tau seseorang akan menungguku diluar sana untuk menjadi bagian dari hidupku......
 

Bahagia itu sederhana,
seperti hari ini, saat aku mewujudkan impian adikku tercinta untuk bisa berlayar di atas sungai di paris ini,
meskipun aku hanya mampu melakukannya dengan Hatiku,
dan Cuma kasih sayangku padanya yang mampu melihat jiwanya tersenyum di atas Perahu itu.....

Bahagia itu sederhana,

saat keyakinanku akan sebuah cinta yang selalu jadi alasan untuk bertahan,
Bertahan untuk tersenyum,
Bertahan untuk percaya
dan Bertahan untuk hidup.....
Kita gak akan pernah mampu sungguh-sungguh bahagia,

Jika kita tidak mampu melepaskan hal yang menjadi sumber kesedihan kita...

Jadi,

Berbahagialah selagi kita bisa karena bahagia itu sederhana,
sangat sederhana....

Sesederhana Tuhan menciptakan kita dengan satu hati yang mampu mencintai begitu banyaknya

 
- Yasmin, Love in Paris Season 2

Spirit! #LoveInParis

Bahagia itu sederhana
Dimana ada cinta, harapan, mimpi,
Dan berada didekat mereka yang mencintai kita
Tak perlu menunggu kematian untuk menunjukkan dimana surge
Karena mereka adalah surga kita
 
***

Jangan pernah menyerah
Walaupun yang dihadapan kita adalah hal tersulit sekalipun!
“Love will find it’s way”

 ***

Kamu gak akan benar-benar bahagia
Jika kamu terus mempertahankan
Hal yang memmbuatmu sedih
“Let things go and Move On!”

 ***

Terkadang …
Air mata adalah tanda kebahagiaan yang tak terucapkan
Dan senyuman adalah tanda sakit, yang mencoba untuk kuat

 ***

Jangan menangisi apa yang sudah berlalu
Tersenyumlah! Dan bahagialah, karena hal-hal yang indah itu pernah terjadi
didalam hidup kita

*** 

Bahagia itu sederhana.
Gak perlu keramaian
Gak perlu kata-kata, dan
Gak perlu kemewahan
Karena kebahagiaan itu ditangan kita
Bukan ditangan orang lain.

 ***


Sunday, December 8, 2013

La Tahzan, Love always in your Life!

Semangat karena Cinta

Hari ini kita bisa
Mencintai lebih lagi
Tertawa lebih riang lagi
Memberikan pelukan yang lebih erat lagi
Dan pastinya akan merasa lebih senang lagi

Tinggalkan semua hal
Yang membuatmu sedih dan kecewa
Jalani hari dengan semangat,
Dengan pikiran positif
Dan selalu bahagia

Yakin dan percaya, bahwa
masih banyak cinta yang akan kau dapatkan
Cinta yang lebih indah
Yang bahkan tak pernah kau pikirkan sebelumnya

Tetaplah tersenyum
Karena Sang Maha Cinta
Akan selalu hadir memberikan
Cinta-Nya yang luarbiasa
Cinta yang kau butuhkan, dan kau inginkan

***

Wednesday, December 4, 2013

Pengalaman menuju acara Launching #KaryaPelangi (2-4 November 2013)

Hello Sobat! Pengen cerita lagi nih, baca yaa ^_^
 
Cerita kali ini tentang pengalamanku saat berangkat ke Jogja, dengan tujuan utama yg sebenarnya adalah kota Solo :D

Saat itu, kurang lebih 2 minggu sebelum tanggal 3 November 2013, melalui sms dan email dari panitia #KaryaPelangi, aku sebagai salah satu peserta 25 naskah terbaik diundang ke acara Launching Buku 
Karya Pelangi. Bertempat di Atrium Lt. 3 Solo GrandMall.

Setelah membaca sms itu, entah kenapa aku langsung girang tak terkira. Aku merasa bahwa ini adalah kesempatan untukku agar bisa bertemu dengan banyak orang-orang hebat, serta teman-teman difabel yg juga luar biasa.

Tapi, pada saat itu aku belum bisa berharap terlalu banyak. Karena belum tahu siapa yg akan menemani aku dan Mama ke sana. Sekedar tahu saja, Papaku telah berpulang kepangkuanNya sejak tahun 2001 lalu, disaat usiaku baru menginjak 6 tahun.

Ketiga Omku (saudara2 Mama) yg tinggal didaerah yg berbeda-beda juga lagi sibuk2nya dengan pekerjaan masing2. Terutama Omku yg paling dekat yaitu di daerah PolMas, Sulawesi Barat, juga sedang sibuk mengurusi para peserta ujian cpns di daerahnya.
Sambil menunggu kepastian jadi berangkat atau tidak, aku tetap berusaha berpikir positif. Seminggu sebelum berangkat, yang tak pernah kusangka sebelumnya, aku mendapat kiriman buku yg diantar Pak Pos. Setelah dibuka, ternyata isi paket itu adalah buku novel remaja seri Pink Berry Club karanganku sendiri. Judulnya GALANEON and Friends. Aku sangat bahagia, dan bersyukur akhirnya novel pertamaku itu terbit juga, setelah hampir 3 tahun penantian yg cukup membuatku gelisah dan nyaris putus asa dan tak ingin menulis lagi.

Tapi selama penantian itu, aku tetap menulis seperti biasa. Berusaha untuk sejenak melupakan naskah pertamaku itu, juga sambil menulis kisah-kisah baru yang ceritanya berbeda dan lebih bervariasi.

Okey, kembali ke topik … sampai mana tadi ya? Hehehe.., oh iya!

Sampai akhirnya, kira-kira 4 hari sebelum tanggal 3 itu Mama dapat kabar dari salah satu Omnya yg tinggal di Kendari (Sulawesi Tenggara), yang juga merupakan adik bungsu dari Nenekku bernama Rahman yg berarti Kakekku. Aku sering menyebutnya Kakek Muda atau Om, karena usianya yg memang masih sangat muda, mungkin lebih muda dari adik Mamaku yg laki-laki. Tak pernah kuduga sebelumnya, keajaiban itu akhirnya datang. Ternyata Om Rahman bersedia menemani aku dan Mama berangkat ke Jogja. Yeiy!

Tak sampai disitu, kendala pun terjadi pada persoalan biaya. Meskipun berat, solusi terbaik pun diusahakan Mama demi membuatku jadi berangkat ke Solo. Mama tidak pernah ingin membuat harapanku pupus. Mama tahu betul aku sangat ingin menghadiri acara launching itu. Kapan lagi aku bisa mendapat kesempatan semacam ini? Siapa tahu kan setelah acara itu aku mendapat banyak inspirasi serta motivasi untuk menulis lebih baik lagi. Mama memang selalu berusaha melakukan apapun yg terbaik untuk membuatku merasa senang dan bahagia. Thanks Mom :*

2 November 2013
Tiba hari H. sekitar jam 12 siang aku pun berangkat ke Jogja bersama Mama dan Om Rahman. Berat juga harus meninggalkan Kakek dan Nenek di rumah. Setelah sekian bulan berlalu, ini pertama kalinya aku keluar rumah, dan bahkan keluar kota. Yap, sejak dari kota Dili (Timor Leste) tahun 1999 lalu aku memang belum pernah sekalipun meninggalkan kota Makassar yg tercinta ini *ceilee :D 
Daaan… untuk pertama kalinya juga aku menginjakkan kaki, eh maksudnya berada didalam bandara Makassar yg baru itu. Ternyata saaangatt berbeda dengan bandara yg dulu, dimana ruang tunggunya berada diluar, sekarang malah berada di lantai dua :O eh tapi gak tau juga sih, secara gitu kan aku baru sekali masuk disana. Kampudes juga ya? Tapi gapapa deh, itung2 pengalaman.

Setelah ada panggilan dari pesawat yg kami tumpangi, kami (Aku, Mama dan Om Rahman) pun masuk ke antrian boarding penumpang. Huft, melelahkan juga perjalanan menuju pesawat ini. Harus menghadapi beberapa masalah; digendong sama Om menuruni tangga menuju kebawah, trus naik mobil kelas bisnis menuju pesawat Lion Air. Udah gitu, digendong pula masuk pesawat -_-“ Tutup mata smbil senyum aja deh! Sorry nih Om, kalo agak berat, wkwk..

Selama diatas pesawat, aku hanya duduk diam karena emang gak bisa gerak :3 Nggak ngerasa mabuk, cuma nyander aja dibantal Hello Kitty kesayanganku, sambil sesekali noleh ke jendela ngeliat awan putih yg mirip permen kapas favoritku waktu SD dulu *lebay’ah :D

Kurang lebih 90 menit diatas udara, akhirnya sekitar pukul 5 sore kami tiba di Jogja. Bagaimana caranya aku turun? Yaa, tebak sendiri aja deh! Setelah turun, aku duduk di kursi roda bandara karena kursiku masih di bagasi. Aku didorong oleh seorang petugas bandara menuju tempat pengambilan barang, sementara Mama dan Om Rahman mengikuti dibelakang.

Cuaca sore itu sangat cerah. Aku bersyukur bisa merasakan cahaya matahari yg hampir tak pernah kurasakan saat di rumah. Saat didorong pun aku nyaris tak bisa melihat karena silau matahari yg terasa sangat dekat dihadapanku. Setelah masuk didalam ruangan bandara, kursi rodaku pun sudah diambil dan aku pindah duduk. Aku dan Mama menunggu Om Rahman mengambil koper, dan tak lama setelah itu kami pun segera keluar mencari taksi bandara.

Nah, di taksi itulah aku mulai merasa mabuk. Kurang lebih ada setengah jam taksi yg kami tumpangi muter2 Jogja mencari penginapan yg pas dan berada di daerah sekitar jalan Malioboro. Hampir semua hotel yg kami singgahi didepannya bertuliskan “FULL” alias penuh. Memang pada saat itu hari libur, dan hari seninnya merupakan hari terjepit karena selasanya tanggal merah. Jadi, banyak pegawai yg ambil izin atau cuti. Termasuk Mamaku dan Om Rahman juga sih, hehe..

Keluar dari Maliboro, tepat di gang sebelahnya, kami pun menemukan hotel yg didalamnya kebetulan masih ada kamar kosong. Namanya Hotel Istana Batik, sekitar 100 meter dari kawasan Malioboro. Rencananya kami akan menginap selama dua hari disana, karena hari senin akan balik lagi ke Makassar. Huft! Cepet banget ._.v
***

Esok harinya, yaitu pada tanggal 3 November 2013. Minggu pagi yang cerah. Setelah mandi dan sarapan, aku Mama dan Om Rahman pun bersiap untuk berangkat ke Solo. Kami berangkat sekitar pukul 8 pagi. Namun sebelum ke Solo, terlebih dulu kami singgah di Candi Prambanan.

Aku dan Mama
Pengalaman wisata ke Candi Prambanan, mungkin nggak sebanyak seperti pengunjung lain yg datang berkelompok dengan bus pariwisata. Tapi aku sangat bersyukur bisa berkunjung kesana. Meskipun nggak sampai ke bangunan Candi, aku merasa cukup puas melihatnya dari kejauhan. Udara sejuk masih sangat terasa, dan panasnya mentari pagi belum begitu menyengat kulit. Pepohonan dan rerumputan hijau yg indah dan asri, membuatku seakan tak ingin beranjak dari tempat itu.

Sekitar pukul 10 pagi aku, Mama dan Om Rahman meninggalkan Candi Prambanan, menuju ke kota Solo. Pukul 11 kami sampai di Solo, namun sebelum di GrandMall kami singgah disebuah toko penjual kain batik dekat pasar Klewer. Barulah setelah itu kami masuk di Solo GrandMall.

Setelah masuk dari pintu parkiran mobil di lantai 3 GrandMall, kami sempat bingung mencari lokasi acara launching. Mama juga sempat menelpon kak Nilla Gustian, pemenang 1 sayembara Karya Pelangi yg sbelumnya jg kami sering mengobrol via twitter. Dan tak lama setelah itu kami bertemu dengan seorang pria berkursi roda, dan menunjukkan kami lokasi Atrium tersebut.

Setibanya disana, aku melihat beberapa orang yg duduk dikursi roda, sama denganku, dengan kondisi yg bermacam2. Para panitia jg sempat kaget wktu tahu kami datang jauh2 dari Makassar hanya untuk acara itu. Mereka tersenyum padaku dengan ramah, dan berterima kasih. Aku pun tersenyum. :)

Setelah Mama mewakiliku tanda tangan, aku dan Mama pun masuk dan aku duduk dibagian kursi peserta. Aku melihat seorang perempuan yang wajahnya seperti tak asing lagi bagiku. Rupanya dia adalah kak Pipit. Sebelumnya kami cukup sering chatting lewat fb, dan aku senang bisa bertemu dengannya saat itu. Rasanya aku pngen ngobrol banyak, tapi apa daya aku tak bisa menoleh.

Bersama kak Pipit, peserta dari Madiun
Setelah acara launching dimulai, aku duduk paling depan, sangat dekat dengan panggung. Suara microphone menggema ditelingaku karena speaker hanya bberapa meter dari hadapanku. Aku bisa melihat semuanya dengan jelas tanpa halangan, namun aku tak bisa menoleh untuk melihat keramaian dibelakangku. Oh ya, sebelumnya aku juga sempat bertemu dan bersalaman dgn kak Nilla Gustian. ^^

Aku masih ingat, gimana tingkah kocak Kharisma Rizki Pradana yg membuat hmpir semua penonton tertawa, bersama Pak Ciptono. Ada juga Pak Walikota Solo, dan lain2nya. Termasuk juga kak Nilla Gustian sebagai salah satu narasumbernya.

Namun, sebelum acara itu selesai mau tidak mau kami harus pulang kembali ke Jogja sebelum malam. Dan aku pun belum bisa membawa pulang vandel/plakat yg bertuliskan namaku karena ternyata salah nama. Hanya diberi kesempatan untuk berfoto bersama buku+piagam walau dengan vandel yg salah nama itu.

Sedih sih, kecewa :( Tapi, yaa nggak apa-apalah... Walau blum bisa bawa pulang piala seperti peserta2 lainnya, aku tetap bersyukur bisa berada disana. Bertemu dengan banyak teman2 difabel yg punya semangat luar biasa. Semoga aku juga seperti mereka ya.
***

Sepulangnya dari Solo kami langsung ke Jogja, singgah dibeberapa tempat membeli oleh2, lalu sampai di hotel sekitar jam 9 malam.

Keesokan harinya, Senin (4 November 2013) sekitar jam 1 siang aku, bersama Mama dan Om Rahman check out dari hotel, berangkat menuju bandara Adisucipto. Kami harus menunggu beberapa lama karena Pesawat baru take off pukul 04.00 WIB.

Di ruang tunggu penumpang aku bersama Mama. Sambil menunggu Om Rahman mengurus barang, dan supaya gk bosan aku bermain rubik’s cube dan hp. Oh ya, di ruang tunggu itu aku juga bertemu dengan seorang kakak, belakangan aku ketahui namanya Amah. Dia mengobrol banyak dengan Mamaku, dan sebelum berangkat ke Samarinda dia memberikanku sebuah gelang batu berwarna hijau yg katanya pemberian dari Omnya. Gelangnya cantik, dan aku suka. Terima kasih kak :)

Tak lama setelah pesawat yg nantinya akan kami tumpangi itu mendarat, aku Mama dan Om Rahman dipanggil oleh seorang petugas bandara dan aku pun didorong menuju ke depan pintu utama. Sebagai satu-satunya penumpang difabel kala itu, aku diperbolehkan untuk lebih dulu masuk pesawat bersama Mama dan Om Rahman. Cara naik pesawat? Hm, bisa ditebak.. aku sudah mengatakannya diawal tadi, hehe.. turunnya juga sama. Semoga gk jadi masalah bagi Om Rahman deh, ya! hihi

Kami tiba di Makassar sekitar jam 6 WITA. Huft, perjalanan yg cukup melelahkan namun penuh kenangan dan pengalaman nyata.. Thanks to #KaryaPelangi :)

 

Suara Hatiku Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates