Selain tentang Ayah, ada juga event yang membuatku senang. Segala ceritaku tentang sosok Mama, yang bagiku sangat kuat, tegar, penuh cinta dan kasih sayang. :* :)
Bidadari Penyemangat Hidupku
Mama, seorang bidadari cantik
yang selalu menjadi penyemangat luar biasa dalam hidupku. Sosok yang sangat
luar biasa tegar dalam menghadapi seberat apapun terjangan hidup di dunia ini.
Aku terhanyut dalam kasih sayangnya yang begitu tulus ia curahkan, meski keadaanku
berbeda dengan anak-anak lain. Mama bahkan tidak pernah marah disaat aku
membuat kesalahan, kecuali disaat kemarahan itu aku sendiri yang memulainya.
Namun, amarah itu tidak pernah
bertahan lama, karena Mama selalu memaafkanku. Bagiku, Mama seperti bidadari
yang di utus Allah untuk hidupku. Aku merasa sangat bersyukur terlahir dari
rahim seorang wanita yang kuat, tegar, dan penuh kasih sayang seperti Mama. Ia
rela dengan sabar dan ikhlas membesarkanku seorang diri tanpa sosok seorang
suami lagi di sisinya, sejak usiaku baru menginjak 6 tahun.
Aku sayang Mama. Ia bagai
bidadari yang selalu melindungi dan memberiku semangat dalam hidup ini. Seorang
ibu sekaligus ayah yang selalu berusaha memberikanku kebahagiaan, meski tanpa
sosok seorang Papa lagi disisiku. Walau terkadang untuk membangkitkan semangat
itu rasanya sangat sulit, aku merasa sangat bersyukur mempunyai Mama yang
selalu hadir untuk memberiku semangat itu, dan selalu peduli dengan apapun
keadaanku sekarang.
Sejak kecil fisikku memang sedikit
berbeda dengan anak-anak lainnya. Hingga pada saat usiaku 12 tahun, sebuah
penyakit yang cukup serius menyerang nyaris seluruh otot dan persendianku.
Dengan kata lain, aku tak dapat bergerak bebas seperti dulu lagi karena kekakuan
otot.
Aku jadi teringat saat-saat awal
penyakit ini mulai menyerang tubuhku. Sejak mengetahui penyakit yang ku derita,
Mama tak pernah sedetikpun membiarkan aku terpuruk oleh keadaan fisikku yang
semakin lama akan semakin terbatas. Justru Mama selalu memberiku semangat untuk
melanjutkan hidup dan terus berkarya walau dengan kondisi fisik yang terbatas.
Di awal saat-saat yang sangat
menyulitkan itu, hampir setiap malam aku merasa sedih dan tak kuasa membendung
air mataku ketika harus membangunkan Mama di tengah malam hanya untuk
membalikkan badanku yang kaku. Aku sempat merasa tidak ada gunanya lagi hidup
di dunia ini karena tak bisa melakukan apapun.
Namun, Mama sekalipun tidak
pernah marah di setiap kali aku terpaksa harus membangunkannya di malam hari.
Dia selalu mengerti dengan rasa sakit yang kurasakan pada saat itu. Aku tahu, Mama
tidak akan pernah mau membiarkanku merasakan kesakitan itu terlalu lama. Walau
dengan mata yang masih terasa berat untuk di bukanya, ia tetap berusaha untuk bangun
dari tidurnya, segera membalikkan badanku dan mengatur posisi tidurku senyaman
mungkin, sehingga aku dapat kembali tidur dengan nyenyak.
Kasih sayang Mama tidak bisa
lagi kugambarkan, ataupun kuucapkan dengan kata-kata. Seribu atau bahkan sejuta
kata pun tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan rasa cinta dan sayang itu.
Bagiku, kasih sayang dan cinta Mama melebihi apapun dari semua itu. Bahkan
sejak Papa meninggal 12 tahun silam, Mama selalu berusaha untuk tetap tegar dan
tersenyum hanya untukku. Ia tak pernah mau membuatku ikut terpuruk karena tidak
ada lagi sosok seorang Papa di sisi kami. Aku sayang Mama, Aku cinta Mama,
Selamanya …
***
0 comments:
Post a Comment