Kau jauh melangkah
Melewati batas waktu
Menjauh dariku
Akankah kita berjumpa kembali
Sahabat kecilku
Masihkah kau ingat aku
Saat kau lantunkan
Segala cita dan tujuan mulia
Tak ada satupun masa
Seindah saat kita bersama
Bermain-main hingga lupa waktu
Mungkinkah kita kan mengulangnya
Tiada... tiada lagi tawamu
Yang selalu menemani segala sedihku
Tiada... tiada lagi candamu
Yang selalu menghibur disaat ku lara
Bila malam tiba
Ku selalu mohonkan Tuhan
Menjaga jiwamu
Hingga suatu masa bertemu lagi
Melewati batas waktu
Menjauh dariku
Akankah kita berjumpa kembali
Sahabat kecilku
Masihkah kau ingat aku
Saat kau lantunkan
Segala cita dan tujuan mulia
Tak ada satupun masa
Seindah saat kita bersama
Bermain-main hingga lupa waktu
Mungkinkah kita kan mengulangnya
Tiada... tiada lagi tawamu
Yang selalu menemani segala sedihku
Tiada... tiada lagi candamu
Yang selalu menghibur disaat ku lara
Bila malam tiba
Ku selalu mohonkan Tuhan
Menjaga jiwamu
Hingga suatu masa bertemu lagi
(Gita Gutawa - Sahabat Kecilku)
***
Lagu yang menyentuh ... mengingatkanku pada seseorang, di masa kecilku ... :')
Usiaku saat itu baru
menginjak 5 tahun. Setelah setahun sebelumnya aku dan keluargaku hijrah dari
kota Dili (Timor Leste) ke kota Makassar, dan tinggal di rumah yang pertama
(begitu aku menyebutnya), aku bersama Papa dan Mama pun pindah ke rumah yg
baru. Di rumahku yg kedua ini aku berteman akrab dengan seorang anak laki-laki
bernama ... hm, sebut saja dia Doni. Usianya masih sebaya denganku.
Sebenarnya pada saat itu Doni tinggal dan bersekolah di daerah
lain. Berhubung karena kedua Orang tuanya tinggal di Makassar, maka diwaktu
liburan sekolah dia pasti akan kembali ke Makassar untuk menghabiskan waktu
liburannya. Dan disaat liburan itulah, aku mempunyai cukup banyak waktu bebas
untuk bermain dengannya. Ditambah lagi dengan rumah kami yang berdekatan dan
Orangtua kami yang akrab, membuat kami lebih bebas bermain bersama hingga malam
hari.
Hingga pada suatu hari, sebuah kenyataan harus membuat kami
berpisah. Artinya, aku tidak akan bisa bermain dengannya seperti dulu lagi.
Setelah Papaku meninggal, aku dan Mama pindah ke rumah Nenek yang jaraknya
cukup jauh dari rumah itu. Dan yang membuatku sedih adalah, disaat aku pindah
itu Doni sedang tidak berada di Makassar, melainkan didaerah lain tempat ia
bersekolah. Aku tak sempat pamit padanya.
Dia sahabatku. Mungkin saat
itu kami tak pernah menyadarinya karena usia kami yang masih kecil, dan belum
memahami arti persahabatan. Tapi yang kusadari saat ini, setelah hampir 12
tahun kami tak pernah saling bertemu, ataupun sekedar berbicara lewat telepon,
Doni adalah salah satu teman terbaik yang pernah kumiliki dimasa kecil dulu.
Hanya satu
pertanyaanku. Apa dia masih ingat denganku? Entahlah. Meskipun mungkin tidak,
aku akan selalu ingat, dan menyimpan semua kenangan bersamanya ditempat yang
indah. ^^
***
0 comments:
Post a Comment