Wednesday, July 10, 2013

Semangat dan Inspirasiku

Semangat dan Inspirasiku
(Winda Aulia Saad)

Namaku Aulia. Aku lahir 18 tahun yang lalu di kota Dili, Timor Timur (Timor Leste) pada tanggal 19 Februari 1995, yang juga tepat pada hari ke-19 puasa Ramadhan kala itu. Dan disaat usiaku 4 tahun, konflik yang saat itu tengah memanas di Timor Timur pun mengharuskan kami untuk pindah ke kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan menetap di kota tersebut hingga saat ini.

Sebenarnya, sejak kecil hingga usia 12 tahun, aku mempunyai nama sapaan Indah. Tapi nama itu akhirnya diganti karena sebuah penyakit langka yang aku derita sejak usiaku menginjak 12 tahun, sampai sekarang. Penyakit ini pun mengharuskanku untuk belajar di rumah setelah lulus dari Sekolah Dasar beberapa tahun yang lalu.

Tapi aku tidak menyerah. Walau pergerakanku semakin terbatas, karena secara perlahan semua persendianku diserang kekakuan, tapi aku sangat bersyukur masih bisa melakukan banyak hal. Aku masih bisa menulis, dan berkarya. Aku juga masih bisa berteman, dan juga memberikan semangat dan motivasi untuk mereka.

Bicara soal semangat. Ada satu orang yang selama ini selalu memberiku semangat. Seorang itu bagiku sangat baik, rendah hati, cantik dan penuh kasih sayang. Orang itu tidak lain adalah Mamaku. Sejak Papaku meninggal saat umurku masih 6 tahun, hanya Mamalah yang selama ini selalu memberiku semangat untuk tetap berpikir positif dalam melakukan hal apapun yang masih bisa kulakukan. Mama juga selalu mendukung karya-karyaku, dan menjadi penyemangat disaat aku mulai terbawa oleh kondisiku, dan mulai merasa putus asa.

Selain Mama, ada cukup banyak orang di dunia ini yang telah menjadi inspirasiku. Ada orang dewasa, yang pastinya sudah mempunyai banyak pengalaman dalam hidupnya, hingga anak-anak kecil yang usianya jauh lebih muda dariku. Sebenarnya, masih banyak orang yang keadaannya bahkan mungkin lebih parah, namun semangat hidupnya tak kalah dari orang-orang normal dan sehat lainnya. Bahkan mungkin melebihi. Dan hal itulah yang membuat mereka sering disebut sebagai seseorang yang istimewa, atau anak yang istimewa.

Aku juga sering berpikir, apakah aku bisa seperti mereka? Orang-orang yang menjadikan semangat dan motivasi sebagai prinsip hidup? Mungkin saja. Aku pun akan berusaha agar kelak aku bisa membahagiakan Orangtua dan keluargaku.

Berbicara tentang anak yang istimewa, ada salah seorang anak yang bagiku sudah menjadi inspirasi dan motivasiku sejak beberapa tahun yang lalu. Aku sendiri sebenarnya belum pernah bertemu langsung dengan anak ini. Tapi ada suatu saat yang membuatku menjadikannya sebagai sosok inspirasi. Namanya Dewa. lengkapnya, Dewantara Soepardi.

Dewa lahir di Jakarta pada tanggal 21 Maret 2003. Dia terlahir prematur, dan kemudian didiagnosa mengidap sebuah penyakit bernama brain injured (Cerebral Palsy tipe quadriplegia). Sejak pertama kali melihatnya, waktu itu dalam sebuah acara anak-anak di televisi, aku sudah tertarik dengan kehidupan yang dialaminya. Saat itu usianya kira-kira baru menginjak 7 atau 8 tahun.

Menurutku, Dewa anak yang cerdas. Meskipun saat itu ia belum dapat berbicara, namun ia tetap dapat berkomunikasi walau hanya dengan bantuan sebuah alat yang berisikan huruf-huruf dan angka. Ia tinggal menunjuk satu demi satu huruf yang akan digabungkan menjadi satu kata maupun kalimat.
Cerebral Palsy. Nama penyakit ini memang sudah tak asing lagi bagiku. Aku mengetahui jenis penyakit tersebut melalui sebuah koran yang tak sengaja terbaca oleh Mamaku di kantornya, lalu kemudian diperlihatkannya padaku. Kata pertama yang kuucapkan setelah membaca sekilas tentang penyakit itu adalah “Apakah aku juga pengidap Cerebral Palsy?”. Namun tak ada yang mampu membuktikannya.
Setelah vonis kanker otot, dan pengapuran otot yang dinyatakan dokter padaku, rasanya aku sudah tidak mau ambil pusing lagi tentang penyakit apapun yang sedang merajalela ditubuhku ini. Biarlah aku hidup apa adanya, dengan semangat dan kasih sayang dari orang-orang yang menyayangi dan mencintaiku juga apa adanya. Itupun sudah membuatku sangat bersyukur hidup di dunia ini dengan keadaan apapun yang diberikan Allah. Bagaimanapun keadaanku sekarang, itu semua adalah anugerah dariNya. Pastinya tetap harus kujalani dengan penuh rasa syukur.

Aku sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan indahnya persahabatan. Bersekolah di sekolah formal yang semuanya berisi anak-anak normal, bagiku penuh dengan rintangan. Terkadang ada yang melihatku dengan wajah heran dan bingung, sampai meledek kondisi fisikku yang tidak senormal mereka. Namun aku tetap bersyukur karena masih mendapat sahabat-sahabat baik yang menyenangkan. Mereka selalu menyayangi, dan menerima apapun keadaanku.

Kembali lagi ke Dewa. Tak bisa dipungkiri, aku memang kagum padanya. Aku, yang diberikan kesempatan oleh Allah selama hampir 12 tahun untuk hidup layaknya anak-anak normal lainnya, bersekolah di sekolah formal bahkan favorit yang semuanya berisi anak-anak yang normal, bahkan masih merasa bukan apa-apa. Sedangkan Dewa, dia mempunyai banyak impian yang satu persatu berusaha ingin diubahnya menjadi nyata.

Setiap manusia pasti mempunyai impian dan cita-cita, bagaimanapun kondisinya. Termasuk aku. Aku juga punya impian, sama dengan yang lainnya. Cita-cita itu tak jauh dari hobiku yang gemar menulis. Bagiku, dengan menulis, kita bisa mengungkapkan perasaan, dan mencurahkan isi hati kita yang sebenarnya kepada orang lain. Buah pikiran itupun bisa menjadi sebuah karya yang nantinya bisa lebih memotivasi diri kita untuk lebih semangat lagi. Baik itu dalam kehidupan pribadi, maupun sosial.

Seperti yang lainnya, aku juga ingin semua impianku terwujud. Bagiku, untuk menjadi seorang yang istimewa ternyata bukanlah hal yang sulit. Salah satu kunci terbesarnya adalah, kita harus bersyukur dengan keadaan apapun yang diberikan Sang Pencipta. Kita harus yakin, bahwa Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang indah untuk kita. Jangan terpuruk, dan jangan menyerah, apalagi putus asa. Semua pasti akan ada hikmahnya. Teruslah berkarya, dan jadilah penerus bangsa!

***


0 comments:

Post a Comment

 

Suara Hatiku Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates