Wednesday, February 17, 2016

I Love Rubik's Cube

Hy Guys! Lama juga nih gak nulis2 cerita atau artikel di blog. Kali ini aku pengen cerita tentang hobiku yang sebenarnya udah lama banget, aku pun udah jarang mainin, tapi nggak tahu kenapa setiap kali ada waktu luang pasti aku nyarinya benda itu lagi. xD

Rubiks Cube. Aku mulai tertarik untuk memainkannya sejak usiaku 14 tahun, sekitar tahun 2009 lalu. Karena sejak sakit aku suka bosan karena nggak bisa terlalu banyak gerak, jadinya aku lebih senang jika fokus memainkannya. Seringkali waktu menunggu di Rumah Sakit pun berlalu tanpa terasa disaat aku keasyikan dan serius ingin menyelesaikannya.

Tapi sebelum itu, aku mau bahas dulu 'sedikit' yang aku tahu tentang permainan Cube yang mengasah otak ini.

Cubing adalah sebutan untuk orang yang memainkan Rubiks Cube. Entah dia suka ataupun tidak. Sedangkan Rubiks Cuber adalah orang memiliki hobi bermain Rubiks, bisa juga orang yang sudah ahli menyelesaikan berbagai macam Rubiks, atau bisa juga mereka yang hanya sekedar suka mengoleksi Rubiks tapi belum banyak tahu cara memainkannya.

Terkadang, kebanyakan orang ingin menguasai beberapa macam Rubiks agar bisa memecahkan rekor tercepat dari yang lainnya. Namun ada juga yang masih pemula sampai belajar tutorialnya tahap demi tahap melalui Youtube, dan asal sudah tahu dan mengerti caranya, itu sudah jadi kepuasan tersendiri baginya. Dan aku, mungkin bisa jadi seperti itu. :D

Rubik's Cube

Aku mulai tertarik setelah beberapa kali melihat orang memainkannya disebuah acara sulap yang tayang di TV waktu itu. Ada yang dapat menyelesaikannya tidak sampai 10 detik, adapun yang bahkan bisa memainkannya dengan mata tertutup. Hal itupun membuatku penasaran, sampai-sampai minta dibelikan Mama Rubiks 3x3 yang biasa.

Awalnya aku belajar sendiri. Memberanikan diri untuk mengacak-acaknya, namun setelah itu jadi pusing sendiri karena nggak tahu cara menyatukan warna-warnanya kembali. Dan saat aku nyaris putus asa, iseng-iseng aku buka Youtube dan mencari tutorial untuk Cuber pemula sepertiku. Ternyata ada, dan macam-macam pula versinya. Mulai Rubiks yang paling biasa hingga yang tidak biasa (paling susah, maksudnya.).

Aku juga masih ingat, waktu awal mempelajari teknik Rubiks itu di depan laptop. Hampir seharian aku berusaha mengingat semua rumus algoritmanya yang terdiri dari beberapa huruf awalan dalam bahasa inggris seperti : R (Right/Kanan), L (Left/Kiri), U (Up/Atas), F (Front/Depan), serta D (Down/Bawah). Semua algoritma itu bertujuan untuk mempermudah para pemula agar dapat memutarnya dengan benar saat mempelajari tekniknya.

Dan akhirnya, pada malam hari itu akupun berhasil menyelesaikannya. Nggak kebayang deh gimana rasanya. Yang jelas setelah itu aku nggak takut untuk mengacak-acak warnanya lagi. Tak lupa aku juga mencatat dibuku langkah-langkah algoritmanya agar tidak lupa saat mencoba memainkannya lagi.

Setelah menguasai Rubiks 3x3 yang pertama, selanjutnya aku mulai mempelajari lagi Rubiks yang masih berukuran sama 3x3, namun hanya memiliki satu warna. Namanya Mirror Cube. Uniknya Rubiks ini kalau diacak bentuknya bisa berubah menjadi berantakan karena masing-masing barisnya berbeda bentuk. Dan kenapa hanya satu warna? Itu karena jenis Rubiks ini hanya menyamakan bentuk, bukan warna seperti Rubiks 3x3 biasa.

Mirror Cube 3x3
 
Awal mempelajari Rubiks ini aku sempat dibuat pusing karena modelnya yang berantakan. Seolah-olah ingin kubongkar saja lalu kususun kembali, tapi kalau aku membongkarnya pun belum tentu bisa kuperbaiki lagi. Hal ini pun seketika membuatku dilema. *huhuhu...lebayy!

Lama-kelamaan, setelah beberapa kali mencoba dan memperhatikan bentuknya, aku berpikir untuk menyamakan dulu centernya seperti di rumus Rubiks 3x3 biasa, menyelesaikan baris satu, lalu mengikuti rumus-rumus selanjutnya hingga selesai. Dan akhirnya, Mirror Cube itu bisa kuselesaikan dalam waktu yang tak sampai 4 menit. *Yeyy! Ternyata rumusnya tetap sama, yang membedakannya hanya menyamakan bentuk atau warna.

Mirror Cube (sebelum)

Mirror Cube (sesudah)

Selanjutnya, karena tak puas dan masih penasaran dengan Rubiks model lainnya yang aneh-aneh, akupun kembali mencoba untuk memainkan Void Cube. Berbeda dengan Rubiks 3x3 biasa, Rubiks jenis ini memiliki lubang ditengahnya. Jadi center tengah yang sangat membantu untuk menyelesaikan Rubiks 3x3 biasa itu dihilangkan. Kesulitannya pun lebih tinggi karena para Cuber nggak tahu dimana letak center yang semestinya. Yang harus diketahui dalam memainkan Void Cube ini yaitu posisi warna pada Rubiks : Putih/Hitam berlawanan dengan Kuning, Merah berlawanan dengan Oranye, dan Hijau berlawanan dengan Biru.

Tak sampai disitu, jika kita sudah tahu letak warnanya pun belum tentu bisa menyelesaikannya dengan mudah seperti Rubiks 3x3 biasa. Kondisi ini biasanya disebut dengan istilah ‘Void Cube Part Error’, dimana letak masing-masing warna berbeda dengan center yang seharusnya. Cara mengatasi part error itu kita harus mempelajari rumus tambahan khusus untuk yang menemukan masalah saat tiba di tahap akhir menyatukan warna Rubiksnya. 

Void Cube 3x3

Terkadang aku juga dibuat bingung dengan Void Cube ini. Selain karena bentuknya yang memiliki lubang ditengah, juga karena rumus part errornya itu yang agak ribet. Salah sedikit Rubiksnya bisa acak-acakan lagi, mulai lagi deh dari rumus awal.

Dan setelah merasa cukup puas karena berhasil menyelesaikan Void Cube, beberapa minggu kemudian aku mencoba untuk memainkan Rubiks 4x4. Pitchnya lebih banyak dari 3x3, dan memiliki 4 center, karena center yang di Rubiks 3x3 hanya ada satu.

Caranya dimulai dari menyamakan posisi 4 center yang ditengah, lalu menyamakan setiap 2 warna dimasing-masing sisi. Menurutku, kedua cara awal ini yang bikin ribet, karena harus mencari 4 warna center ditengah, dan 2 pasangan warna disetiap sisi (kecuali sudut) terlebih dahulu, sebelum melanjutkannya dengan rumus biasa yang cara jalannya masih sama dengan Rubiks 3x3.


Cube 4x4

Setelah beberapa minggu berlalu akupun bisa menaklukkan Rubiks 4x4 itu. Meskipun waktunya belum bisa dibawah 15 menit, tapi aku bersyukur dan senang bisa memainkan dan juga menyelesaikannya dengan baik sesuai harapan.

Sebenarnya, dulu aku juga sempat mempelajari Rubiks model 5x5. Meski awalnya rumit, tapi setelah menguasainya, menurutku Rubiks 5x5 ini lebih mudah dari yang 4x4, karena sudah ada centernya ditengah. Tinggal menyamakan warnanya menuruti center tengah tersebut, lalu menyamakan sisinya masih sama dengan cara 4x4.


Nah, itu dia foto Rubiks 5x5 milikku. Mengenaskan sekali kan? *Huhu :'( Setelah dibanting oleh adik sepupuku sekitar 3 tahun yang lalu (yang saat itu dia masih 3 tahun), Rubiks ini masih belum ada perbaikan. Gimana cara memperbaikinya kalau pitchnya saja kecil-kecil kayak gitu? Mau beli yang baru juga nggak sempat-sempat, dan susah juga mau nyarinya di mana. Kalau saja ada bengkel yang bisa memperbaiki Rubiks, mungkin udah dari dulu aku bawa ke sana. Hahaha...

Oiya, sebelum mempelajari Rubiks 4x4 dulu aku juga sempat memainkan Rubiks yang bergambar. Caranya masih sama dengan 3x3 biasa. Hanya menyamakan gambarnya saja, seperti main puzzle dengan menggunakan rumus.  :D

Selain itu, aku juga punya satu Rubiks yang sampai sekarang belum pernah bisa aku selesaikan. Namanya Pyraminx Cube atau Rubiks Pyraminx. Bentuknya seperti Rubiks Pyramid, bentuk segitiga sama sisi, tapi sedikit bulat dimasing-masing sisinya. Tutorialnya pun aku cari-cari di Youtube nggak pernah ketemu-ketemu sampai sekarang. Berikut fotonya ...


Pyraminx Cube

Sempat sih, beberapa kali aku coba menyelesaikannya dan nyaris berhasil. Tapi selalu saja ada satu bagian yang berbeda posisi. Dan saat kucoba acak-acak lagi, berantakan lagi deh! Akupun dibuat pusing dengan Rubiks yang satu ini. Mungkin memainkan Pyramid Cube lebih mudah, meskipun aku belum pernah mencobanya.

Oke, sekian dulu yaa ceritaku tentang Rubiks Cube ini. Aku harap bisa memainkan, mempelajari, dan menyelesaikan Rubiks model lainnya yang lebih aneh lagi.

0 comments:

Post a Comment

 

Suara Hatiku Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates