Pikiranku kembali melayang. Terbang mundur menuju tanggal 31 Desember tahun 2001. Yap, 13 tahun yang lalu, tepat pada malam tahun baru. Tahun baru yang tanpa kusadari merupakan tahun baru terakhirku bersamanya, Papa.
Mungkin tak banyak kenangan yang kuingat pada saat itu. Yang jelas, aku merasa sangat bahagia merayakan malam pergantian tahun itu bersama Papa. Aku lupa tempat yang pastinya dimana. Tapi yang masih kuingat saat itu, Papa mengajakku keluar naik motor dimalam yang dingin, beberapa jam sebelum tiba pukul 12 untuk membeli terompet. Jaraknya cukup jauh dari rumah, bahkan kami harus keluar Kompleks.
Dan, ada satu penyesalanku saat itu. Ya, hanya satu. Andai aku tahu ditahun-tahun berikutnya tidak akan bisa bersama Papa lagi, aku takkan menolaknya. Hidup memang nggak bisa ditebak. Entah mengapa, aku menolak ajakan Papa untuk merayakan malam tahun baru itu di pantai. Mungkin juga karena aku tak ingin Mama sendirian di rumah. Apalagi saat itu Mama sedang mengandung. Bahkan, adikku lahir 4 hari setelah tahun baru itu, meski ia singgah di dunia hanya sebentar saja, lalu pergi lagi. :’(
Pertengahan 2001, tepatnya pada bulan Mei. Papaku dipanggil oleh Sang Pencipta, karena sebuah penyakit yang terlambat diketahui. Hanya dua hari, waktu yang sangat singkat untuk mengetahui bahwa dirinya sakit, dan akhirnya pergi menyusul adikku tercinta.
Tapi sekarang, aku telah belajar untuk tidak menyesali hari itu. Sedih itu pasti jika mengingatnya kembali. Namun aku tetap bersyukur, karena setidaknya, kenangan itu masih ada dalam benakku, bahkan setelah 13 tahun berlalu.
I Miss You, Papa :’)
0 comments:
Post a Comment