“Manusia
Kayu”
Pernahkah
kalian mendengarnya? Sekitar 2 tahun yang lalu kisah seseorang dengan penyakit
langka ini pernah muncul ke permukaan dan menjadi viral.
Namanya
Sulami, wanita asal kabupaten Sragen Jawa Tengah, yang menjalani hidupnya
dengan kondisi tubuh yang seluruh bagian persendiannya berubah menjadi keras dan kaku. Kondisi ini membuatnya
hanya bisa berdiri dan berbaring. Tak dapat duduk, karena persedian
dipanggulnya sudah kaku dan lurus seperti bambu. Tak hanya Sulami, kembarannya
pun mempunyai kondisi yang serupa, namun lebih dulu dipanggil oleh Allah SWT.
Yaps! Ankylosing Spondylitis namanya. Sebuah
penyakit golongan autoimun, yang secara bertahap membuat semua persendian yang
lentur berubah menjadi kaku dan keras seperti kayu. Autoimun adalah jenis
penyakit yang kalau dijelaskan mungkin cukup rumit. Tapi intinya, penyakit yang termasuk dalam jenis ini
tidak bisa membedakan mana sel sakit dan yang sehat, sehingga antibodi yang
harusnya menyerang sel sakit dan bisa melindungi tubuh dari berbagai macam
penyakit, malah justru menyerang sel sehat dalam tubuh yang harusnya dilindungi
itu.
Fyi,
aku pun begitu. :)
Namun
berbeda dengan Sulami, alhamdulillah aku masih bisa duduk, meski untuk berdiri
dan berbaring dengan normal dan mudah sebenarnya sudah mustahil kulakukan lagi.
Setidaknya aku masih bersyukur bisa berjalan walau harus dipegang, dan merasakan tidur
lelap walau sesekali terbangun.
Kondisi yang awalnya misterius dan mengherankan ini mulai kualami sejak usia 12 tahun, saat aku kelas 6 SD, yang juga 12 tahun yang lalu. Secara perlahan, kemampuanku untuk bergerak semakin terbatas. Diawali dengan persendian dibagian leher, lutut dan pangkal paha kiri. Lalu bahu, siku, pergelangan dan jari-jari tangan kanan. Lalu pangkal paha dan lutut kanan. Kemudian rahang. Lalu bahu, siku, pergelangan dan jari-jari tangan kiri. Hingga terakhir, pergelangan serta jari-jari kaki kanan dan kiri.
Terlalu
banyak ya? Satukan saja menjadi "nyaris" seluruhnya, karena masih ada
beberapa bagian dari sendi itu yang bisa kugerakkan sedikit. :)
Jika disebut lumpuh mungkin kurang tepat ya, karena aku masih bisa merasakan. Hanya untuk menggerakkannya saja yang bagiku terasa sangat-sangat terbatas. Kalaupun bisa dipaksa mungkin tidak akan sakit, melainkan bisa patah, dan itu bisa jauh lebih parah lagi. :(
Kalau
dipikir-pikir dan
dibayangkan mungkin agak ngeri ya sebenarnya. Pergerakan yang serba terbatas ini sudah jelas
menghambat segala kegiatan yang dulu dapat dengan mudah kulakukan sendiri.
Bahkan karena saking parahnya saat itu, di kelas 6 semester 2, penyakit ini
akhirnya membuatku harus lebih banyak belajar di rumah, disaat-saat terakhirku
menikmati waktu bersama teman-teman di Sekolah Dasar.
Karena usiaku saat ini alhamdulillah sudah menginjak 24 tahun, dan penyakit itu muncul 12 tahun yang lalu, bukan berarti di masa 12 tahun sebelumnya kondisi fisikku normal seperti anak-anak lainnya. Sejak kecil memang aku sudah berbeda, namun kondisi itu tak pernah sekalipun membuatku merasa berbeda. ^^
Hingga
tiba saat usia sekolah, aku senang karena bisa diterima di sekolah umum,
meski sudah jelas
aku tetap tak
bisa menghindari tatapan aneh maupun cibiran dari anak-anak nakal yang terkadang dapat melukai perasaan. Namun
dibalik semua itu, bagiku masih ada lebih banyak pengalaman yang menyenangkan bersama
teman dan sahabat-sahabatku di masa-masa sekolah itu.
Setelah 12 tahun berlalu, tak terasa kondisi ini membuatku semakin tak berdaya. Merasa sedih mungkin pernah. Tapi kalau memang ini sudah menjadi takdirku, aku bisa apa? Hanya bisa bersyukur atas kesempatan hidup yang masih diberikan. Kesempatan untuk bernafas, juga untuk beribadah kepada Sang Pencipta. :)
Mau tau kisah lainnya tentang hidupku? Klik aja DI SINI.
Dibalik
setiap peristiwa yang terjadi akan selalu terselip sebuah pelajaran hidup yang
tak akan pernah disangka kita telah mampu melaluinya. Dan jika melihat
kebelakang, aku pun tak pernah menyangka akan mampu melalui semua kesulitan
itu bahkan hingga detik ini.
Merasa
hidupmu sulit? Coba bandingkan dengan mereka yang hidupnya jauh lebih berat,
bukan yang lebih mudah. Pasti kamu akan merasa bersyukur. Tapi jangan aku ya, karena aku juga
sadar bahwa diluar sana masih banyak yang ujian hidupnya jauh lebih berat
dariku, namun mereka tetap tegar menjalaninya. ^^
Yakin
saja, bahwa akan selalu ada kekuatan yang muncul dalam diri ketika merasa tak
mampu melakukan apapun lagi, namun hati tetap berusaha ikhlas untuk menerima dan melalui semuanya. Keep smile,
and keep spirit!
Note :
Kalau mau kabar terbaru tentang Sulami, klik aja di sini.
Jika masih bingung apa itu Ankylosing Spondylitis, Autoimun dan
sejenisnya, goggling
aja ya! :D