Hello Sobat! Pengen cerita lagi
nih, baca yaa ^_^
Cerita kali ini tentang
pengalamanku saat berangkat ke Jogja, dengan tujuan utama yg sebenarnya adalah
kota Solo :D
Saat itu, kurang lebih 2 minggu
sebelum tanggal 3 November 2013, melalui sms dan email dari panitia #KaryaPelangi,
aku sebagai salah satu peserta 25 naskah terbaik diundang ke acara Launching
Buku
Karya Pelangi. Bertempat di Atrium Lt. 3 Solo GrandMall.
Setelah membaca sms itu, entah
kenapa aku langsung girang tak terkira. Aku merasa bahwa ini adalah kesempatan
untukku agar bisa bertemu dengan banyak orang-orang hebat, serta teman-teman
difabel yg juga luar biasa.
Tapi, pada saat itu aku belum
bisa berharap terlalu banyak. Karena belum tahu siapa yg akan menemani aku dan
Mama ke sana. Sekedar tahu saja, Papaku telah berpulang kepangkuanNya sejak tahun
2001 lalu, disaat usiaku baru menginjak 6 tahun.
Ketiga Omku (saudara2 Mama) yg
tinggal didaerah yg berbeda-beda juga lagi sibuk2nya dengan pekerjaan masing2.
Terutama Omku yg paling dekat yaitu di daerah PolMas, Sulawesi Barat, juga
sedang sibuk mengurusi para peserta ujian cpns di daerahnya.
Sambil menunggu kepastian jadi
berangkat atau tidak, aku tetap berusaha berpikir positif. Seminggu sebelum
berangkat, yang tak pernah kusangka sebelumnya, aku mendapat kiriman buku yg
diantar Pak Pos. Setelah dibuka, ternyata isi paket itu adalah buku novel
remaja seri Pink Berry Club karanganku sendiri. Judulnya GALANEON and Friends.
Aku sangat bahagia, dan bersyukur akhirnya novel pertamaku itu terbit juga,
setelah hampir 3 tahun penantian yg cukup membuatku gelisah dan nyaris putus
asa dan tak ingin menulis lagi.
Tapi selama penantian itu, aku
tetap menulis seperti biasa. Berusaha untuk sejenak melupakan naskah pertamaku
itu, juga sambil menulis kisah-kisah baru yang ceritanya berbeda dan lebih
bervariasi.
Okey, kembali ke topik … sampai
mana tadi ya? Hehehe.., oh iya!
Sampai akhirnya, kira-kira 4 hari
sebelum tanggal 3 itu Mama dapat kabar dari salah satu Omnya yg tinggal di
Kendari (Sulawesi Tenggara), yang juga merupakan adik bungsu dari Nenekku
bernama Rahman yg berarti Kakekku. Aku sering menyebutnya Kakek Muda atau Om,
karena usianya yg memang masih sangat muda, mungkin lebih muda dari adik Mamaku
yg laki-laki. Tak pernah kuduga sebelumnya, keajaiban itu akhirnya datang. Ternyata
Om Rahman bersedia menemani aku dan Mama berangkat ke Jogja. Yeiy!
Tak sampai disitu, kendala pun
terjadi pada persoalan biaya. Meskipun berat, solusi terbaik pun diusahakan
Mama demi membuatku jadi berangkat ke Solo. Mama tidak pernah ingin membuat
harapanku pupus. Mama tahu betul aku sangat ingin menghadiri acara launching itu.
Kapan lagi aku bisa mendapat kesempatan semacam ini? Siapa tahu kan setelah
acara itu aku mendapat banyak inspirasi serta motivasi untuk menulis lebih baik
lagi. Mama memang selalu berusaha melakukan apapun yg terbaik untuk membuatku
merasa senang dan bahagia. Thanks Mom :*
2 November 2013
Tiba hari H. sekitar jam 12 siang
aku pun berangkat ke Jogja bersama Mama dan Om Rahman. Berat juga harus
meninggalkan Kakek dan Nenek di rumah. Setelah sekian bulan berlalu, ini
pertama kalinya aku keluar rumah, dan bahkan keluar kota. Yap, sejak dari kota
Dili (Timor Leste) tahun 1999 lalu aku memang belum pernah sekalipun meninggalkan
kota Makassar yg tercinta ini *ceilee :D
Daaan… untuk pertama kalinya juga
aku menginjakkan kaki, eh maksudnya berada didalam bandara Makassar yg baru
itu. Ternyata saaangatt berbeda dengan bandara yg dulu, dimana ruang tunggunya
berada diluar, sekarang malah berada di lantai dua :O eh tapi gak tau juga sih,
secara gitu kan aku baru sekali masuk disana. Kampudes juga ya? Tapi gapapa
deh, itung2 pengalaman.
Setelah ada panggilan dari
pesawat yg kami tumpangi, kami (Aku, Mama dan Om Rahman) pun masuk ke antrian
boarding penumpang. Huft, melelahkan juga perjalanan menuju pesawat ini. Harus
menghadapi beberapa masalah; digendong sama Om menuruni tangga menuju kebawah,
trus naik mobil kelas bisnis menuju pesawat Lion Air. Udah gitu, digendong pula
masuk pesawat -_-“ Tutup mata smbil senyum aja deh! Sorry nih Om, kalo agak
berat, wkwk..
Selama diatas pesawat, aku hanya
duduk diam karena emang gak bisa gerak :3 Nggak ngerasa mabuk, cuma nyander aja
dibantal Hello Kitty kesayanganku, sambil sesekali noleh ke jendela ngeliat
awan putih yg mirip permen kapas favoritku waktu SD dulu *lebay’ah :D
Kurang lebih 90 menit diatas
udara, akhirnya sekitar pukul 5 sore kami tiba di Jogja. Bagaimana caranya aku
turun? Yaa, tebak sendiri aja deh! Setelah turun, aku duduk di kursi roda
bandara karena kursiku masih di bagasi. Aku didorong oleh seorang petugas
bandara menuju tempat pengambilan barang, sementara Mama dan Om Rahman
mengikuti dibelakang.
Cuaca sore itu sangat cerah. Aku
bersyukur bisa merasakan cahaya matahari yg hampir tak pernah kurasakan saat di
rumah. Saat didorong pun aku nyaris tak bisa melihat karena silau matahari yg
terasa sangat dekat dihadapanku. Setelah masuk didalam ruangan bandara, kursi
rodaku pun sudah diambil dan aku pindah duduk. Aku dan Mama menunggu Om Rahman
mengambil koper, dan tak lama setelah itu kami pun segera keluar mencari taksi
bandara.
Nah, di taksi itulah aku mulai
merasa mabuk. Kurang lebih ada setengah jam taksi yg kami tumpangi muter2 Jogja
mencari penginapan yg pas dan berada di daerah sekitar jalan Malioboro. Hampir
semua hotel yg kami singgahi didepannya bertuliskan “FULL” alias penuh. Memang
pada saat itu hari libur, dan hari seninnya merupakan hari terjepit karena
selasanya tanggal merah. Jadi, banyak pegawai yg ambil izin atau cuti. Termasuk
Mamaku dan Om Rahman juga sih, hehe..
Keluar dari Maliboro, tepat di
gang sebelahnya, kami pun menemukan hotel yg didalamnya kebetulan masih ada
kamar kosong. Namanya Hotel Istana Batik, sekitar 100 meter dari kawasan
Malioboro. Rencananya kami akan menginap selama dua hari disana, karena hari
senin akan balik lagi ke Makassar. Huft! Cepet banget ._.v
***
Esok harinya, yaitu pada tanggal
3 November 2013. Minggu pagi yang cerah. Setelah mandi dan sarapan, aku Mama
dan Om Rahman pun bersiap untuk berangkat ke Solo. Kami berangkat sekitar pukul
8 pagi. Namun sebelum ke Solo, terlebih dulu kami singgah di Candi Prambanan.
|
Aku dan Mama |
Pengalaman wisata ke Candi
Prambanan, mungkin nggak sebanyak seperti pengunjung lain yg datang berkelompok
dengan bus pariwisata. Tapi aku sangat bersyukur bisa berkunjung kesana.
Meskipun nggak sampai ke bangunan Candi, aku merasa cukup puas melihatnya dari
kejauhan. Udara sejuk masih sangat terasa, dan panasnya mentari pagi belum
begitu menyengat kulit. Pepohonan dan rerumputan hijau yg indah dan asri,
membuatku seakan tak ingin beranjak dari tempat itu.
Sekitar pukul 10 pagi aku, Mama
dan Om Rahman meninggalkan Candi Prambanan, menuju ke kota Solo. Pukul 11 kami
sampai di Solo, namun sebelum di GrandMall kami singgah disebuah toko penjual
kain batik dekat pasar Klewer. Barulah setelah itu kami masuk di Solo
GrandMall.
Setelah masuk dari pintu parkiran
mobil di lantai 3 GrandMall, kami sempat bingung mencari lokasi acara
launching. Mama juga sempat menelpon kak Nilla Gustian, pemenang 1 sayembara
Karya Pelangi yg sbelumnya jg kami sering mengobrol via twitter. Dan tak lama
setelah itu kami bertemu dengan seorang pria berkursi roda, dan menunjukkan
kami lokasi Atrium tersebut.
Setibanya disana, aku melihat
beberapa orang yg duduk dikursi roda, sama denganku, dengan kondisi yg
bermacam2. Para panitia jg sempat kaget wktu tahu kami datang jauh2 dari
Makassar hanya untuk acara itu. Mereka tersenyum padaku dengan ramah, dan
berterima kasih. Aku pun tersenyum. :)
Setelah Mama mewakiliku tanda
tangan, aku dan Mama pun masuk dan aku duduk dibagian kursi peserta. Aku
melihat seorang perempuan yang wajahnya seperti tak asing lagi bagiku. Rupanya
dia adalah kak Pipit. Sebelumnya kami cukup sering chatting lewat fb, dan aku
senang bisa bertemu dengannya saat itu. Rasanya aku pngen ngobrol banyak, tapi
apa daya aku tak bisa menoleh.
|
Bersama kak Pipit, peserta dari Madiun |
Setelah acara launching dimulai,
aku duduk paling depan, sangat dekat dengan panggung. Suara microphone menggema
ditelingaku karena speaker hanya bberapa meter dari hadapanku. Aku bisa melihat
semuanya dengan jelas tanpa halangan, namun aku tak bisa menoleh untuk melihat keramaian
dibelakangku. Oh ya, sebelumnya aku juga sempat bertemu dan bersalaman dgn kak
Nilla Gustian. ^^
Aku masih ingat, gimana tingkah
kocak Kharisma Rizki Pradana yg membuat hmpir semua penonton tertawa, bersama Pak
Ciptono. Ada juga Pak Walikota Solo, dan lain2nya. Termasuk juga kak Nilla
Gustian sebagai salah satu narasumbernya.
Namun, sebelum acara itu selesai
mau tidak mau kami harus pulang kembali ke Jogja sebelum malam. Dan aku pun
belum bisa membawa pulang vandel/plakat yg bertuliskan namaku karena ternyata
salah nama. Hanya diberi kesempatan untuk berfoto bersama buku+piagam walau
dengan vandel yg salah nama itu.
Sedih sih, kecewa :( Tapi, yaa nggak
apa-apalah... Walau blum bisa bawa pulang piala seperti peserta2 lainnya, aku
tetap bersyukur bisa berada disana. Bertemu dengan banyak teman2 difabel yg
punya semangat luar biasa. Semoga aku juga seperti mereka ya.
***
Sepulangnya dari Solo kami
langsung ke Jogja, singgah dibeberapa tempat membeli oleh2, lalu sampai di
hotel sekitar jam 9 malam.
Keesokan harinya, Senin (4 November 2013) sekitar
jam 1 siang aku, bersama Mama dan Om Rahman check out dari hotel, berangkat
menuju bandara Adisucipto. Kami harus menunggu beberapa lama karena Pesawat
baru take off pukul 04.00 WIB.
Di ruang tunggu penumpang aku
bersama Mama. Sambil menunggu Om Rahman mengurus barang, dan supaya gk bosan
aku bermain rubik’s cube dan hp. Oh ya, di ruang tunggu itu aku juga bertemu
dengan seorang kakak, belakangan aku ketahui namanya Amah. Dia mengobrol banyak
dengan Mamaku, dan sebelum berangkat ke Samarinda dia memberikanku sebuah
gelang batu berwarna hijau yg katanya pemberian dari Omnya. Gelangnya cantik,
dan aku suka. Terima kasih kak :)
Tak lama setelah pesawat yg
nantinya akan kami tumpangi itu mendarat, aku Mama dan Om Rahman dipanggil oleh
seorang petugas bandara dan aku pun didorong menuju ke depan pintu utama.
Sebagai satu-satunya penumpang difabel kala itu, aku diperbolehkan untuk lebih
dulu masuk pesawat bersama Mama dan Om Rahman. Cara naik pesawat? Hm, bisa
ditebak.. aku sudah mengatakannya diawal tadi, hehe.. turunnya juga sama.
Semoga gk jadi masalah bagi Om Rahman deh, ya! hihi
Kami tiba di Makassar sekitar jam
6 WITA. Huft, perjalanan yg cukup melelahkan namun penuh kenangan dan
pengalaman nyata.. Thanks to #KaryaPelangi :)